Puluhan kepala keluarga (KK) di Kampung Sawah Tanjakan, Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kab. Garut kini dilanda keresahan akibat adanya ancaman longsor. Akibatnya, setiap kali turun hujan, mereka terpaksa harus mengungsi ke rumah saudara atau tetangganya di kampung lain yang berada di daerah aman dari ancaman longsor.
Kepala Desa Sukamulya, Dedi Somantri menyebutkan, ancaman longsor yang melanda puluhan KK di Kp. Sawah Tanjakan tersebut terjadi menyusul ambrolnya tebing Gunung Citiis yang berada tak jauh dari permukiman warga dengan ketinggian lebih dari 300 meter. “Warga setempat hampir setiap hari harus bolak-balik mengungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya di kampung lain karena khawatir akan bencana longsor. Hal itu mereka lakukan setiap kali turun hujan,” ujar Dedi, Kamis (14/4).
Menurut Dedi, yang membuat warga ketakutan, permukiman mereka berada tepat di bawah tebing yang ambrol tersebut. “Longsoran tebing itu sangat mengancam puluhan rumah yang ada di kampung tersebut. Apalagi saat ini tebing yang ambrol tersebut terus mengalami keretakan,” tambahnya.
Diungkapkan, sebulan lalu tebing itu sempat mengalami longsor, meski hanya beberapa meter. Saat ini longsoran sudah memanjang dengan lebar sepanjang lebih dari 50 meter. Akibat sering terjadinya longsor di sekitar permukiman warga, puluhan warga setempat selalu mengungsi hampir setiap kali turun hujan.
“Begitu ada tanda-tanda akan turun hujan, warga langsung bersiap-siap untuk meninggalkan rumah. Mereka baru pulang keesokan harinya. Warga harus bolak-balik mengungsi karena ketakutan tertimbun longsor,” imbuh Dedi.
Menurutnya, kondisi tebing di kawasan tersebut terus mengalami longsor. Bahkan hampir tiap hari, longsoran-longsoran kecil terjadi dan menimpa permukiman warga yang berada di bawahnya.
Judul: PULUHAN RUMAH TERANCAM TERKUBUR
Ditulis oleh Usep Suryana
Published :2011-04-15T12:00:00+07:00
Kepala Desa Sukamulya, Dedi Somantri menyebutkan, ancaman longsor yang melanda puluhan KK di Kp. Sawah Tanjakan tersebut terjadi menyusul ambrolnya tebing Gunung Citiis yang berada tak jauh dari permukiman warga dengan ketinggian lebih dari 300 meter. “Warga setempat hampir setiap hari harus bolak-balik mengungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya di kampung lain karena khawatir akan bencana longsor. Hal itu mereka lakukan setiap kali turun hujan,” ujar Dedi, Kamis (14/4).
Menurut Dedi, yang membuat warga ketakutan, permukiman mereka berada tepat di bawah tebing yang ambrol tersebut. “Longsoran tebing itu sangat mengancam puluhan rumah yang ada di kampung tersebut. Apalagi saat ini tebing yang ambrol tersebut terus mengalami keretakan,” tambahnya.
Diungkapkan, sebulan lalu tebing itu sempat mengalami longsor, meski hanya beberapa meter. Saat ini longsoran sudah memanjang dengan lebar sepanjang lebih dari 50 meter. Akibat sering terjadinya longsor di sekitar permukiman warga, puluhan warga setempat selalu mengungsi hampir setiap kali turun hujan.
“Begitu ada tanda-tanda akan turun hujan, warga langsung bersiap-siap untuk meninggalkan rumah. Mereka baru pulang keesokan harinya. Warga harus bolak-balik mengungsi karena ketakutan tertimbun longsor,” imbuh Dedi.
Menurutnya, kondisi tebing di kawasan tersebut terus mengalami longsor. Bahkan hampir tiap hari, longsoran-longsoran kecil terjadi dan menimpa permukiman warga yang berada di bawahnya.
Judul: PULUHAN RUMAH TERANCAM TERKUBURDitulis oleh Usep Suryana
Published :2011-04-15T12:00:00+07:00
