GARUT|BLOGGER

Blogger Media Informasi

DINGIN, ULAT BULU TERUS KAWIN

Satu bulan ke depan wabah ulat bulu di Garut diperkirakan akan semakin parah. Penyebabnya, cuaca dingin dan lembab yang terus terjadi memungkinkan ulat bulu akan kawin dan berkembang biak.

“Kemungkinan nanti yang berbahaya itu satu bulan ke depan. Nanti bisa bertelur lagi, apalagi kalau kondisi suhu memungkinkan untuk kawin dan berkembang biak,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Garut Tatang Hidayat saat dihubungi lewat telepon genggamnya oleh wartawan, kemarin.

 Sampai saat ini, kata Tatang, pihaknya masih memantau perkembangan ulat bulu di lapangan. Untuk menangani penyebaran ulat bulu, pihaknya telah melakukan pemusnahan dengan cara membakar.

Khusus untuk membasmi ulat bulu muda, petugas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura telah menyiapkan cairan pestisida yang nantinya disemprotkan sehingga perkembangannya tidak meluas.

“Penyemprotan saat ini tidak akan bisa memusnahkan. Makanya harus dibakar. Penyemprotan dilakukan saat ulat usia muda atau saat bertelur,” paparnya seraya mengatakan anak buahnya telah menemukan populasi ulat bulu yang tidak biasa di Kecamatan Banyuresmi. Di sana ada satu pohon beringin besar yang populasi ulat bulunya lebih dari biasa, tapi itu hanya ada di satu pohon dan tidak menyebar ke pohon lain.

PUTUSNYA RANTAI MAKANAN

Sementara itu seperti diberitakan Radar Tasikmalaya dalam edisi Rabu (13/4) berdasarkan analisis Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bahwa wabah ulat bulu yang banyak ditemukan di beberapa wilayah di Pulau Jawa akibat rantai makanan terputus. Perkembangbiakan ulat menggila dipicu predator yang mulai hilang.

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH Henry Bastaman mengatakan, wajar muncul beragam spekulasi penyebab munculnya wabah ulat bulu tersebut. Di antara spekulasi yang muncul adalah, serang hewan yang bisa membuat gatal sekujur tubuh itu disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim disebut menjadi penghambat metamorofsis ulat bulu menjadi kupu-kupu. Sebab lainya adalah, rusaknya habitat ulat sehingga memicu migrasi.

Menurut Henry, pemicu utama wabah ulat bulu yang merasahkan warga tersebut adalah terputusnya rantai makanan. Dia mengatakan, fenomena ulat bulu ini menunjukkan kelestarian lingkungan saat ini sudah tidak seimbang. Henry mengatakan, populasi predator ulat yaitu burung di beberapa tempat sudah menyusut, bahkan punah. “Akibatnya, perkembangbiakan ulat bulu tidak terkontrol,” kata dia.

Terputusnya rantai makanan tersebut, dipicu beberapa sebab. Yang paling utama adalah, populasi burung habis karena diburu manusia.
thumbnail Judul: DINGIN, ULAT BULU TERUS KAWIN
Ditulis oleh Usep Suryana
Published :2011-04-15T12:41:00+07:00
Rating: 4.5 Reviewer: 7

Widget Footer 1