GARUT|BLOGGER

Blogger Media Informasi

Kampung Adat Dukuh, Kerap Dijadikan Ajang Penelitian Ilmiah

Kampung Adat Dukuh di Kecamatan Cikelet, sekitar 140 km arah selatan dari pusat Kota Garut, Jawa Barat, selama ini kerap dijadikan ajang penelitian ilmiah oleh kalangan akademisi dari berbagai lembaga perguruan tinggi terkemuka.

Pemuka agama setempat, H. Farid kepada Garut News, Minggu, mengemukakan setiap Sabtu berdatangan puluhan tamu dari dari Bandung, Jakarta, Cirebon serta luar Provinsi Jabar ke perkampungan ini.

Mereka antara lain berziarah ke makam Syech Abdul Djalil, ulama besar yang menjadi Penghulu Sumedang dari utusan Mataram, kemudian menyebar ajaran Agama Islam di Kampung Dukuh, menggantikan Aki dan Nini Chandra dari Cidamar.

Bahkan pada selama bulan Maulid setiap tahunnya, perkampungan “Dukuh Dalam” seluas tujuh hektare, satu hektare diantaranya dihuni 40 Kepala Keluarga (KK) atau 172 warga adat tersebut, didatangi ribuan tamu.

Sedangkan kerap berdatangannya kalangan akademisi diantaranya dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga Surabaya serta Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, antara lain untuk melakukan penelitian.

Maupun kajian ilmiah, mengenai kearifan lokal warga adat tersebut, namun tetap mempedulikan pendidikan warganya, meski umumnya hanya berkemampuan hingga Aliyah maupun SMP dengan jarak jauh.

Setiap malam mereka terpaksa belajar dan mengerjakan PR di rumah guru, sebab di perkampungan ini gelap gulita, akibat langka dan mahalnya minyak tanah untuk menyalakan lampu pelita, sedangkan memasak hanya menggunakan ranting kayu kering, katanya.

Warga setempat, kendati menerima konversi minyak tanah ke gas elfiji berkapasitas 3 kg, namun dijual dan lebih baik memilih memasak dengan ranting pohon kering, akibat tidak mau terkontaminasi dengan gas elfiji, ujar tokoh mudanya, Yayan kepada Garut News.

Kondisi ruas jalan menuju perkampungan ini pun, sejak belasan tahun lalu umumnya mengalami kerusakan, sehingga Wakil Bupati Garut, Rd. Diky Chandra lebih memilih menaiki speda motor ojek.

Siapapun tamu yang datang, termasuk dari kalangan non muslim, diterima ramah di ruang rumah utama juru kunci, Uluk Lukman(58), sehingga mengharapkan Pemkab setempat bisa membantu membangunkan balai pertemuan.

Meski perkampungan ini masih langka didatangi pejabat dari Pemkab Garut, sejak ratusan hingga ribuan tahun adanya Kampung Dukuh, hingga kini hanya pernah didatangi Bupati Taufik Hidayat, Dede Satibi serta Wakil Bupati Rd. Diky Chandra beserta istri.

Tidak jauh dari lokasi perkampungan yang terisolir maupun terpencil di tengah hutan, juga terdapat sebuah bentangan pantai yang sangat indah menawan, diketemukan akademisi dari UI.

Keindahan pasir purih serta panorama alam sekitarnya, hingga kini masih sangat langka terjamah wisatawan, bahkan jajaran Dinas Pariwisata Pemkab Garut pun masih belum mengetahuinya.

Pantai yang masih sangat perawan itu, menurut warga sekitarnya lebih baik tak dikenal orang, daripada kelak dikelola tidak jelas, letak lokasinya tak jauh dari Cijeruk, katanya.

thumbnail Judul: Kampung Adat Dukuh, Kerap Dijadikan Ajang Penelitian Ilmiah
Ditulis oleh Usep Suryana
Published :2011-04-03T19:12:00+07:00
Rating: 4.5 Reviewer: 7

Widget Footer 1